Mungkin bagi kebanyakan perempuan early 20s kayak gue, ketika menjalin hubungan romantis, mereka mencari pasangan (pacar) yang seumuran. Berdasarkan observasi gue, mereka mencari orang yang banyak punya kesamaan dari diri mereka. Seperti : keternyambungan ngobrol, kenyamanan, tempat nongkrong dan hobi yang sama, pola pikir dan ke-saling mengertian (gue bisa ditabok pake KBBI nih nulisnya jelek begini haha). 85% dari teman gue (cewek) berkencan dengan orang yang sepantaran, yah beda 1-3 tahun lah ya...
Nah tapi gue... gue sendiri ngga pernah pacaran sama yang seumuran. Terakhir gue pacaran sama yang seumuran yaitu kelas 6 SD dan 1 SMP, ngga tau tuh diitung pacaran apa ngga hahaha. Kesini-kesininya gue selalu menjalin hubungan dengan orang yang lebih tua minimal 5 tahun dari gue (etapi mantan pacar gue ngga banyak loh ya). Kenapa itu bisa terjadi? Entahlah... sejujurnya, gue ngga tertarik dengan lelaki yang sepantaran gue. Maksudnya tertarik untuk menjalin hubungan gitu. Kalau buat temen main sih ya ayo-ayo aja.
Gue sebenernya ngga membatasi tentang masalah umur dalam mencari pacar. Tapi entah kebetulan, entah lelaki yang sepantaran gue ngga tertarik sama gue, entah gue kurang cakep, atau lelaki yang lebih tua itu desperate ngga punya pacar sehingga pacaran sama gue... gue selalu pacaran dengan orang yang lebih tua dari gue.
Pacar gue yang sekarang selisih umurnya lebih dari 10 tahun dari gue dan dia bukan duda yee... (belum gue verifikasi sih apakah dia duda atau bukan). Ini adalah selisih umur terpanjang selama gue menjalin hubungan dengan lelaki. Walaupun begitu, entah mengapa gue ngga melihat dia sebagai orang yang bedanya belasan tahun dan gue ngga melihatnya sebagai om-om.
And I really really enjoy this. Walaupun gue belum men-declare dia sebagai 'the one', gue menemukan fakta bahwa gue dan dia cocok. We take and give everything and we fulfil each other. Intinya gue merasa sangat nyaman menjalin hubungan sama dia. Mungkin kenyamanan itu didapatkan gara-gara kedewasaan dan pengalaman dia kali ya. Kematangan emosionalnya juga pasti mempengaruhi perilakunya.
Gue menyebut dia sebagai 'fire extingusher' atau peredam amarah. Gue, sebagai dewasa muda atau remaja akhir, masih sering menghadapi ketidakstabilan emosi, perilaku impulsif, moody dan another disturbing behavior lainnya. Ketika begitu, dia sama sekali ngga merasa terganggu ketika gue marah-marah or what, he just sit calmly, listening me carefully dan sama sekali ngga berkomentar atau mengkritik gue. This is what I need!!! Ketika lo sedang ada masalah atau kesel, yang paling lo butuhkan hanya berbicara dan didengar. Tanpa komentar atau sanggahan. He always do the riiiight thing.
Terus hal lainnya : ngga banyak gaya. Mungkin masa-masa 'banyak gaya' dia sudah berakhir 15 tahun lalu kali ya... sekarang dia mungkin sudah mencapai tahap aktualisasi diri. Banyak gaya di sini maksudnya... yah you know... perilaku remaja yang 'mencoba segala hal untuk tahu mana yang baik dan yang buruk'. He already knows which one is good or bad. That's why, an older guy like my boyfriend ini enak banget diajak untuk diskusi dan dimintai saran yang objektif (alau kadang-kadang sudut pandang objektifnya cenderung jahat). Tapi hal-hal di atas ini ngga berlaku secara general ya, pasti ada perbedaan yang disebabkan oleh preferensi dan pengalaman si cowok. Tapi kurleb gitu deh...
Hal yang paling gue suka : Cowok-cowok early 30s itu kan tumbuh di masa 80s dan 90s. Dan menurut gue 80s dan 90s itu merupakan jaman yang sangat keren sekali. How people dress, movies, music... Especially music sih. Sebagai anak millenium yang suka musik (tapi ngga bisa main musik), gue banyak dicekokin oleh musik-musik band pop, RnB, penyanyi solo Pop yah pokoknya artis-artis yang masuk top 40 billboard deh. Beberapa dari mereka ya emang bagus ya... tapi beberapa juga punya musik yang homogen, alias itu-itu aja... Yah walaupun ada musik anti mainstream sih... tapi gue juga ngga demen-demen amat.
Nah di era 80-90 itu banyak banget band-band rock yang super cool. Dan gue tau ini dari pacar gue. Siapa lagi!! Kebetulan dia penikmat musik juga, sama kayak gue tapi tingkatan dia lebih tinggi. dia selalu memberikan referensi musik yang bagus. Dari band yang pernah gue dengar sayup-sayup seperti Firehouse, Journey, Sound Garden. Sampai band yang baru gue denger seperti Ace of Base (I love them the most!!), Blindmelon, Poison, Nelson... dan beberapa yang gue lupa. Wooow, they are cool. Pokoknya keren bangetlah musik 80-90an itu. Yah pokoknya, referensi musik gue jadi lebih banyak, dan gue sekrang udah jarang denger band pop-rock dan RnB-hiphop.
Banyak orang sekitar gue yang bilang "kok lo suka sama yang tua-tua sih?", "kalo lo udah kawin ditinggal mati duluan gimana?" (sumpah ini serem). Kalau ditanya kenapa, gue ngga bisa menjelaskan... wong yah jodohnya dan gue sukanya begitu... Hmmm tapi... berdasarkan analisis psikologi abal-abal gue... (yang sangat tidak valid dan reliabel karena gue masih mahasiswa psikologi, huhuhu) gue terlalu mengidolakan sosok ayah sehingga gue ingin mencari pasangan yang seperti ayah gue.Ya emang bener sih, gue mengidolakan beliau and we have a lot in common. Tapi ngga tau deh itu bener apa ngga... namanya juga analisis ala-ala.
Yah begitulah corat coret random gue di pagi hari. Hahaha. Lumayan panjang yeeee tulisannya.
Intinya (berdasarkan pengalaman gue) selisih usia yang jauh dengan pasangan ngga mempengaruhi hubungan secara signifikan. Beneran biasa aja. Gue memperlakukan gue sebagai orang pada umumnya. Tanpa gue hitung-hitungan umur atau pemikiran 'dia kan lebih tua, jadi gue harus nurut dan sopan sama dia. Dan gue lebih muda, seharusnya dia ngejagain dan mengayomi gue dong'. Ngga ada sama sekali. Gue bisa dengan bebasnya ngomong apapun ke dia, tanpa harus berlaku sopan. Dia juga ngga harus selalu berperilaku menjaga gue. like I said earlier, we fulfil each other. Sebenernya itu tuh yang penting dalam menjalin suatu hubungan, saling merasa nyaman, saling merasa memiliki, memiliki komunikasi yang baik dan saling menghormati. 'Saling percaya' yang sering diumbr-umbr aja ngga cukup laaah.
Hahaha. I babble too much ya? dan agak sok-sok inggeris gitu ye... biarin lah, namanya masih belajar...
CIAO!!
Nih dikasih bonus hasil jepretan di pacar :
Senasib kita shay
ReplyDeleteAku juga dari kecil sukanya yg beda jauh umurnya sama aku... Malah aku ngerasa cwok² yg umurnya Deket sama aku gak menarik. Ada satu cowok yg dari aku kecil sampe sekarang aku suka(or idolakan, idk) itu bedanya 20 tahun sama aku...
ReplyDeleteSamaaa kak aku jg suka sama yg lebih tua, mula² sih ya gara2 baca wattpad yg agegap, terus makin kesini aku sadar bahwa aku suka yg gap nya 3-10 thn, mak simal si 12 thn. Dan bener yg kakak bilang, banyak temen ku yg bilang "kok lo suka sama yg tua2 si? suka om om", tp aku pilih2 kali wkwk, dan aku jomblo sejak embrio, jd kurang deket sama cowo, temen cowo aku aja ga banyak.
ReplyDelete