Sebagai orang introvert, gue sangat butuh waktu untuk diri gue sendiri. Bukan berarti gue ngga suka berada di tengah orang banyak dan berhubungan dengan mereka. Namun saja, gue suka sendirian. Tapi ya yang namanya hidup ngga akan pernah lepas dalam kehidupan sosial (ini klise), tapi emang bener kok. Kita berada dalam komunitas masyarakat, mau ngga mau ya kita bagian dari masyarakat tersebut. Walaupun seseorang menganggap bahwa dirinya anti sosial, tetap saja dia tetap bagian dari komunitas/masyarakat tersebut.
Orang dengan kepribadian ekstrovert lebih cenderung suka berada di tengah-tengah orang lain. Ini bukan definisi ilmiah, namun kurang lebih begitu. Kebalikan dengan introvert. Perilakunya dipengaruhi pemikiran subjektif dan perasaan pribadi. Makannya lebih nyaman berada di tempat tenang, merasa butuh waktu lebih banyak untuk dirinya sendiri. Ini gue.
Dibandingkan berhubungan dengan orang banyak, gue lebih suka sendirian. Gue ngga takut sama keramaian atau masyarakat, tapi sekali lagi - gue lebih nyaman sendiri. Atau minimal sepi deh. Keramaian bikin gue insecure. Tapi gue suka berteman. Berteman yang selektif. Gue ngga pilih-pilih dalam berteman, tapi hanya sedikit yang gue percaya. Makannya temen gue sedikit, sahabat gue lebih sedikit sekali. Selebihnya hanya teman baik. Dan teman-teman gue baik semuanya. Yang lainnya tidak saya benci, tapi juga saya ogah deket-deket Untungnya.
Tentang aktivitas gue, sudah tentu... gue suka yang individual. Yang ingin gue ceritakan... gue berada dalam situasi yang mana gue harus melakukan aktivitas yang ngga cocok dengan kepribadian gue, aktivitas gue ini memaksa (bukan negatif) gue untuk bersosialisasi dengan orang banyak. Sejujurnya gue suka, tapi in the other hand, astaga. Gue mengeluh terus. Mengeluhnya kronis. Ke semua orang. Adik, teman, sahabat, suami. Hasilnya gue insecure, demotivasi dan patah semangat.
Berulangkali gue jatuh, berulangkali gue bangkit. Ada beberapa orang yang menguatkan, ada beberapa yang menjatuhkan. Suasananya pun fluktiatif. Tergantung mood, tergantung musim juga.
Saat ini saya sedang berada di bawah. Berderai tiap malam, pasang senyum tiap pagi. Memudar sampai sore. Sudah banyak bahu dan otak yang saya beri air mata dan keluhan. Sebagian meminta saya bertahan. Beberapa tidak tega.
You should quit.
Why should I quit? I never started this.
Setidaknya, di pikiran saya begitu.
Saya kini di batas. Dan saya akan bertahan di batas sampai jatuh.
Atau akhirnya kembali,
Adieu.
Maafkan ketidakkonsistenan di 'gue' dan 'saya'.
...
No comments:
Post a Comment