Ini nih kebiasaan buruk gue selain males : Sirik.
Mungkin dulu gue pernah post kalo gue orangnya sering banget iri dan sirik. hahah, jelek banget sih sifat gue ini.
Katanya, sirik tanda tak mampu. Gue pengen bahas ini. Yah mungkin sih hal yang gue pengenin, sampai saat ini gue belum mampu. Tapi belum mampu ini bukan berarti gue ngga bisa. Gue bisa, namun belum cukup. Tapi orang-orang menggeneralisasikan kalau sirik ini dianggap tak mampu. Sedih.
Sirik itu tanda insecure. Negatif banget sih, tapi ya itu natural sih. Ketika lo ingin memenuhi kebutuhan atau keinginan lo dan lo ngga bisa mencapainya. Ada ketimpangan diantara harapan vs kenyataan (azeg). Mungkin ada beberapa orang yang sangat positif yang kalau dia sirik, keluarnya malah , 'mungkin bukan rejeki saya' atau 'masih ada kesempatan lain' atau 'saya harus berusaha lebih giat'. Uh, I wish I'm that kind of person. Sayangnya bukan, gue sirik. Iri. Dan gue makin insecure, gue makin ngga yakin apakah yang gue inginkan ini bener-bener bisa kesampean.
Pas gue sirik, gue berulang kali mengucapkan kata-kata di bawah ini, and it makes me feel better (or worse?):
1. "Your time will come, Sar. You just have to wait. Be patient. Sooner or later. It will come to you in the right time"
2. "Ngga semuanya di dunia ini bisa gue milikin"
3. "Oke, sekarang lo bisa menang. Tapi di hal lain, gue jauhhhhhhhhhhh di atas lo" (lol, ini yang bikin worse kayaknya)
Yah gitu sih kurang lebih ya. Sama sekali ngga ada positif-positifnya.
Yah namanya juga kebiasaan buruk ya. Kkkkk.
Ada yang bilang 'jadikan rasa sirik sebagai motivasi'. Hell. Saran gue: JANGAN. Nanti itu akan tumbuh menjadi dendam. Gue udah merasakan. Jadi ya kalo sirik ya terima aja. Saran gue sih ya cuma satu : don't stop. Jangan sampai berhenti dalam mencapai sesuatu. Lakuin aja walau barang secuil. Walau lo melakukannya hanya semenit dalam sehari. yang penting jangan berhenti. Percaya sama umi sarah (naon sih sar).
Dah ah.
*ini ditulis karena gue lagi sirik tingkat tinggi* HAHAHAHA
Adieu.
No comments:
Post a Comment