Pagi tadi gue sempet bimbang, potong rambut atau tidak potong rambut. Sebenernya gue sangat amat menyayangi rambut gue yang panjangnya di atas pinggang ini (lumayan panjang ya), apalagi rambut gue agak bergelombang dan ikal di ujungnya. I'm in love with my own hair. Selama dua puluh satu tahun hidup di muka bumi ini, belum pernah sekalipun gue punya rambut sepanjang ini, paling banter seketiak. Alasan gue ngga pernah punya rambut panjang yaitu : bokap gue ngga mengjinkan. Aneh memang dan sampai sekarang gue ngga tau apa alasannya. Pokoknya doi adalah orang pertama yang komentar "udah kepanjangan Teh (teteh), potong rambut sana". Gue sempet mempertahankan untuk ngga memotongnya tapi doi juga bersikeras nyuruh gue potong. Dan gue nurut karena takut dianggap durhaka lalu disihir jadi batu.
Sampai akhirnya gue kuliah di luar kota dan gue bebassss memanjangkan rambut gue HUAHAHHA (gini deh kelakuan kalo lepas kandang). Sempet kepikiran mau digimbal tapi yah tapi... :p Dan sampai tiga tahun rambut gue jadi sepanjang ini (ya, sempet lah beberapa kali motong buat ngerapiin). Gue sangat sayang rambut gue, dan seneng juga dapet beberapa komentar pujian dari orang lain yang bilang ikal-ikal di ujung rambut gue sangat menawan (oke, ini dibuat-buat :p). Tapi kok ya makin ke sini makin susah di rawat, karena rambut gue panjang, waktu nyisirnya lebih lama dan gue bukan orang yang doyan nyisir. Dalam tiga hari mungkin gue hanya sekali nyisir dan itu juga kalau mood. Jadi abis bangun tidur, gue hanya cepol rambut seadanya lalu ke kampus, tanpa di sisir, Dan itu cepolan kuat sampe 12 jam loh. Akibatnya rambut gue patah, bercabang dan tentu saja, KUSUT.
Nah insiden kusut ini ada cerita sendiri. Jadi ceritanya gue lagi mau ujian komprehensif dimana harus tampil prima. Dari malem gue udah luluran dan cukur bulu kaki. Semuanya sudah oke. Masalahnya adalah rambut. Tampak luar it's fine. good as always. tapi gak bisa disisir, nyangkut banget. Malah ada beberapa gigi-gigi sisir yang patah karena proses penyisiran ini. Nah saking desperatenya, gue potong deh tuh rambut kusut, dan itu lumayan banyak dan hanya menyisakan dua senti di kepala gue. Sejak saat itu kalau gue ngiket rambut model ekor kuda pasti ada sejumput rambut yang nongol karena gue pangkas seenak jidat itu.
Juga males keramas. Gue yang dulunya rajin sehari atau dua hari sekali keramas, sekarang jadi lima hari sekali. kebayang kan? Dan sebagai anak kosan merana, gue jarang banget ke salon untuk hair treatment dll itu. Paling ke salon kalo diajak gratisan sama bokap aja (yep, bokap gue kalo cukuran di salon. bukan di pangkas rambut :p).
Nah karena hal di atas menyebabkan rambut gue ngga terurus. gue memutuskan untuk memangkas rambut gue. Waktu duduk di kursi goyang salon si mbak salonnya bilang "ngga sayang mbak rambutnya dipotong?". Sempat terbersit untuk lari dari kursi itu, tapi karena kebulatan tekad gue, gue jawab "ya, saya yakin". Dengan tatapan tajam berapi-api.
Dan setengah jam di kursi listrik salon itu terasa sangat panjang. gue mengamati helai demi helai itu jatuh berguguran ke lantai laksana daun yang.. (oke stop hiperbolanya). Setelah selesai gue ngeliat rambut-rambut tersebut (yang telah dipotong) disapu begitu saja sama si mbak-mbaknya. (pasti mau dijadiin rambut palsu deh, gue yakin). Gue liat bayangan gue di cermin, setengah penasaran karena takut. Takut kalau kependekan nanti malah mirip bola berambut. Waw ternyata lumayan yah. alhamdulillah yah. ini sesuatu banget. *wew* not bad, malah cenderung ke bagus *hohoho*.
Mungkin ini postingan yang sangat ngga penting yah, pasti ada yang komentar "ya ampun mau potong rambut aja lebay banget sehh". I don't care. Bagi gue ini penting. karena... karena... karena apa yaaa? ya gitu deh yah. Pokoknya penting!!
Hahaha.
Nih dikasih before after rambut gue.
![]() |
before |
![]() |
after |
"When a woman isn't beautiful, people always say, 'You have lovely eyes, you have lovely hair" - Anton Chekhov*people say that my hair is lovely. does it mean that I'm not beautiful? hmmm baru sadar. ternyata...*
Selasa sore, menunggu buka puasa di ruang kerja, di dalam rumah kecil kaki bukit, Bandung.
suka yg before aahhh, kaya Janis Joplin
ReplyDelete