Am I Right or Right?!?
Free & Undeniable Thoughts
July 11, 2016
STAIRS
Sesungguhnya kita tidak sadar bahwa menjalani hidup itu sama dengan menaiki tangga yang tidak beraturan. Bertingkat-tingkat dan tidak pernah sama. Setiap anak tangga yang kita langkahi selayaknya pencapaian kita ke fase berikutnya. Usaha akan terjalin sebagai pegangan. Ada kalanya perlu menunggu sampai terjalin pegangan yang kokoh ataupun kita harus meloncat ke tangga berikutnya tanpa pegangan, hanya demi sampai. Terkadang kita bersilangan dengan tangga orang lain yang memiliki tujuan yang sama namun dengan usaha yang berbeda. Ada jalanya dia jatuh, namun terkadang lebih sering kita tertinggal di belakang. Terkadang kita perlu membantu orang lain untuk membangun tangganya hanya karena dia sesungguhnya penyokong tangga kita di masa lalu, atau mungkin di masa sekarang atau masa depan. Siapa tahu nanti kita butuh kembali dijalinkan pegangan. Kuingin hanya satu, runtuhkan sajalah tanggaku.
May 17, 2016
Amazing
It's amazing how people can be really bad. I mean bad as cruel. I don't know why the person can do such things. Bad things. I know I'm not a saint, or maybe I'm a sinner. Some people might be hurt because my doings (hopefully not).
Just, yeah. I can't even describe things right now. Maybe I already reach the point which this is the time to lay back, shut up and watch the world burn. Never get your feelings involved otherwise some bad people will use you. So, I will stop caring, stop feeling. Damn, I wish I was a robot : every morning I wake up I can press the button which mask and emotion will I be today : happy, grumpy, angry, lazy, cheerful. But can not. Your feeling and action influenced by your surroundings. Maybe I should stop seeing surroundings too! Meh, it's impossible.
My anthropology teacher once said : we are social creature. Which part of you don't interact with societies?
So I have this struggle : I do really wanna be alone but my society don't let it.
Ah forget it. This is just my morning rambling. I will get sane in an hour, when societies dragging me to participate. Hell.
Just, yeah. I can't even describe things right now. Maybe I already reach the point which this is the time to lay back, shut up and watch the world burn. Never get your feelings involved otherwise some bad people will use you. So, I will stop caring, stop feeling. Damn, I wish I was a robot : every morning I wake up I can press the button which mask and emotion will I be today : happy, grumpy, angry, lazy, cheerful. But can not. Your feeling and action influenced by your surroundings. Maybe I should stop seeing surroundings too! Meh, it's impossible.
My anthropology teacher once said : we are social creature. Which part of you don't interact with societies?
So I have this struggle : I do really wanna be alone but my society don't let it.
Ah forget it. This is just my morning rambling. I will get sane in an hour, when societies dragging me to participate. Hell.
February 16, 2016
Selamat Ulang Tahun
Suamiku!
Setiap tahun, tidak ada lilin yang ditiup, kumpulan balon terikat, nyanyain selamat atau makanan di tempat tertentu. Karena kamu orangnya begitu, tidak suka selebrasi. Kalau kamu suka, pasti sudah aku siapkan surprise party, menghubungi teman-teman dekatmu yang jumlahnya sedikit itu, menyiapkan dekorasi buatan sendiri, pura-pura ijin pulang malam demi membuat kado handmade buatmu. Tapi kamu ngga suka, iya sudah. Awal-awal perkenalan, aku ingat membelikan kue red velvet ketika kamu ulang tahun, lengkap dengan lilin-lilin kurus di atasnya. Kamu tiup. Lalu bilang, 'ini pertama kalinya aku tiup lilin pas ulang tahun'. Aku terbahak, ngga percaya. Mukamu serius, suasana jadi awkward. Sebagai orang yang pertama kali tiup lilin, reaksimu biasa aja, seperti biasa. Di situ, aku tau, kamu tidak suka perayaan.
Tahun berikutnya sampai sekarang, kita merayakan hanya berdua saja. Dan kita baik-baik saja. Setiap menjelang ulang tahun, aku selalu tanya : 'mau apa?' dan kamu selalu menjawab 'ngga usah', padahal aku tau kamu banyak maunya. Ah payah kamu! padahal bilang aja sih. Selalu kubelikan hadiah yang pasti kamu pakai : Asbak portabel (kemana sih kok hilang?), Jam tangan murah, korek api Zippo KW (aku kira asli, maaf), celana jeans. Semuanya 'kamu banget'.
Harapanku tiap tahun sama : stay young and evergreen. Karena, itulah karaktermu. Di usiamu sekarang, rata-rata lelaki lain sudah sibuk dengan keluarga kecilnya, terbebani dengan tanggung jawab kebutuhan keluarga dan pekerjaan, sukses menjadi jajaran direksi atau bahkan mengalami stuck di karirnya sekarang, dan kesibukan lainnya yang menurutku cukup membosankan. Menurutku, hidupmu - tidak membosankan. Karena ada aku (pede dulu aja). Kamu yang pertama kali kita bertemu sangat beda. Raihan kamu cukup banyak : kerja di institusi, traveling atas biaya dinas (oops), traveling atas biaya berdua (ini yang resmi) dan kuliah S2 lagi (kuliah S2 kamu banyak dramanya banget deh, tapi syukurlah yang sekarang lebih less drama tapi kudu more effort yah!). Kamu masih excited dengan hal-hal ngga penting dan tertawa dengan joke garing.
Masih banyak keinginanmu, aku yakin. Waktu terus berkurang. Apapun itu, kapanpun itu, aku mau barengan. On the top of the hill or the lowest point, I will always be there.
Sekali lagi, selamat ulang tahun!
Setiap tahun, tidak ada lilin yang ditiup, kumpulan balon terikat, nyanyain selamat atau makanan di tempat tertentu. Karena kamu orangnya begitu, tidak suka selebrasi. Kalau kamu suka, pasti sudah aku siapkan surprise party, menghubungi teman-teman dekatmu yang jumlahnya sedikit itu, menyiapkan dekorasi buatan sendiri, pura-pura ijin pulang malam demi membuat kado handmade buatmu. Tapi kamu ngga suka, iya sudah. Awal-awal perkenalan, aku ingat membelikan kue red velvet ketika kamu ulang tahun, lengkap dengan lilin-lilin kurus di atasnya. Kamu tiup. Lalu bilang, 'ini pertama kalinya aku tiup lilin pas ulang tahun'. Aku terbahak, ngga percaya. Mukamu serius, suasana jadi awkward. Sebagai orang yang pertama kali tiup lilin, reaksimu biasa aja, seperti biasa. Di situ, aku tau, kamu tidak suka perayaan.
Tahun berikutnya sampai sekarang, kita merayakan hanya berdua saja. Dan kita baik-baik saja. Setiap menjelang ulang tahun, aku selalu tanya : 'mau apa?' dan kamu selalu menjawab 'ngga usah', padahal aku tau kamu banyak maunya. Ah payah kamu! padahal bilang aja sih. Selalu kubelikan hadiah yang pasti kamu pakai : Asbak portabel (kemana sih kok hilang?), Jam tangan murah, korek api Zippo KW (aku kira asli, maaf), celana jeans. Semuanya 'kamu banget'.
Harapanku tiap tahun sama : stay young and evergreen. Karena, itulah karaktermu. Di usiamu sekarang, rata-rata lelaki lain sudah sibuk dengan keluarga kecilnya, terbebani dengan tanggung jawab kebutuhan keluarga dan pekerjaan, sukses menjadi jajaran direksi atau bahkan mengalami stuck di karirnya sekarang, dan kesibukan lainnya yang menurutku cukup membosankan. Menurutku, hidupmu - tidak membosankan. Karena ada aku (pede dulu aja). Kamu yang pertama kali kita bertemu sangat beda. Raihan kamu cukup banyak : kerja di institusi, traveling atas biaya dinas (oops), traveling atas biaya berdua (ini yang resmi) dan kuliah S2 lagi (kuliah S2 kamu banyak dramanya banget deh, tapi syukurlah yang sekarang lebih less drama tapi kudu more effort yah!). Kamu masih excited dengan hal-hal ngga penting dan tertawa dengan joke garing.
Masih banyak keinginanmu, aku yakin. Waktu terus berkurang. Apapun itu, kapanpun itu, aku mau barengan. On the top of the hill or the lowest point, I will always be there.
Sekali lagi, selamat ulang tahun!
February 9, 2016
I used to
Read. A lot.
Gue suka baca sejak kecil. Awalnya buku-buku cerita simpel sebangsa Disney-disney gitu. Gue inget buku bahasa inggris pertama yang gue baca judulnya 'Little Bunny Little', dari Nenek dari pihak bokap. Buku sampul keras berwarna merah, di covernya hanya tertera judul dan siluet kelinci dan binatang lainnya, tulisan covernya hitam dan emas.
Waktu itu, sama sekali ngga bisa bahasa inggris secara masih kecil. Jadi cuma bisa ngeliatin gambarnya sambil menerka-nerka itu ceritanya gimana. Pas gedean baru ngeh itu ceritanya gimana. hohoho.
Waktu SD mulai kenal komik jepang. Bah. Udahlah ngga bisa lepas dari komik. Gue masih inget pertama kali dikenalin komik jepang sama teman di kelas 4 SD. Anak laki-laki kecil botak namanya Hes. Kita satu meja, satu jemputan dan sama-sama suka baca. Dia waktu itu bawa Detektif Conan nomor 7 yang covernya Baron Night (karakter buatan Yusaku Kudo), kata Hes waktu itu "Nih coba deh baca, seru!", katanya sambil memasukkan komik itu ke tas. Pulangnya gue baca dan terhanyut. Gila ya komik Jepang ini! Pas weekend nya langdung minta nyokap ke Gramedia untuk beli komiknya. Gue. Kalap. Baca. Komik.
Sekarang: masih namun berkurang. Ada beberapa komik yang setia gue tungguin dan beli bukunya. Yang lainnya baca online aja dah.
Novel. Suka. Genrenya macam-macam sih, ngga pilih-pilih genre buku. Gue suka Fantasy macam Harry Potter, karya-karya Haruki Murakami, Sci-Fi Michael Crichton, Agatha Christie dan Sir Arthur Conan Doyle, Princess Diaries Series, Sophie Kinsella's, early Twilight Series (ga sanggup menyelesaikannya karena ehem). Buku paling tebel yang pernah gue baca yaitu Musashi dan Taiko karya Eiji Yoshikawa. Alamak itu 1200 halaman, habisnya 3 bulan.
Sekarang : Tetot. Ngga pernah lagi! Gue selalu beli beberapa namun berakhir di rak tak tersentuh, masih terbungkus plastik transparan. Pacar gue waktu itu sering banget beliin gue boxset (Hunger Games dan IQ84, contohnya). Ngga kebaca sama sekali, padahal itu lima tahun yang lalu! Eh malah doi yang khatam duluan. Alasannya : malas. Ada hal yang lebih menarik daripada buku. Yaitu? Banyak! Kehidupan sosial, sosial media, ngelamun, mager, TV series, film, dan tidur! Hahaha.
Katanya kalau sudah berhenti susah memulai kembali ya? Bener! Gue kangen baca. Gue kangen SUKA baca. Kadanag-kadang suka iri sama orang yang masih seneng baca. Kalau di busway nemu orang lagi baca kadang-kadang suka kepo baca apaan. Pas udah tau judulnya langsung search di Goodreads. Udah ampe itu doang, masukin wish list.
Bahkan buku-buku ringan aja gue udah ngga baca, ebook aja bahkan gue ngga kuat lo! Pernah mencanangkan 1 book a month gagal total! Cuma kuat seratus halaman lalu bosan, cari buku lain hanya kuat 50 halaman, dan akhirnya ngga jadi! Aku sedih.
Mari, kembali mencanangkan 1 book a month!!
Gue suka baca sejak kecil. Awalnya buku-buku cerita simpel sebangsa Disney-disney gitu. Gue inget buku bahasa inggris pertama yang gue baca judulnya 'Little Bunny Little', dari Nenek dari pihak bokap. Buku sampul keras berwarna merah, di covernya hanya tertera judul dan siluet kelinci dan binatang lainnya, tulisan covernya hitam dan emas.
Waktu itu, sama sekali ngga bisa bahasa inggris secara masih kecil. Jadi cuma bisa ngeliatin gambarnya sambil menerka-nerka itu ceritanya gimana. Pas gedean baru ngeh itu ceritanya gimana. hohoho.
Waktu SD mulai kenal komik jepang. Bah. Udahlah ngga bisa lepas dari komik. Gue masih inget pertama kali dikenalin komik jepang sama teman di kelas 4 SD. Anak laki-laki kecil botak namanya Hes. Kita satu meja, satu jemputan dan sama-sama suka baca. Dia waktu itu bawa Detektif Conan nomor 7 yang covernya Baron Night (karakter buatan Yusaku Kudo), kata Hes waktu itu "Nih coba deh baca, seru!", katanya sambil memasukkan komik itu ke tas. Pulangnya gue baca dan terhanyut. Gila ya komik Jepang ini! Pas weekend nya langdung minta nyokap ke Gramedia untuk beli komiknya. Gue. Kalap. Baca. Komik.
Sekarang: masih namun berkurang. Ada beberapa komik yang setia gue tungguin dan beli bukunya. Yang lainnya baca online aja dah.
Novel. Suka. Genrenya macam-macam sih, ngga pilih-pilih genre buku. Gue suka Fantasy macam Harry Potter, karya-karya Haruki Murakami, Sci-Fi Michael Crichton, Agatha Christie dan Sir Arthur Conan Doyle, Princess Diaries Series, Sophie Kinsella's, early Twilight Series (ga sanggup menyelesaikannya karena ehem). Buku paling tebel yang pernah gue baca yaitu Musashi dan Taiko karya Eiji Yoshikawa. Alamak itu 1200 halaman, habisnya 3 bulan.
Sekarang : Tetot. Ngga pernah lagi! Gue selalu beli beberapa namun berakhir di rak tak tersentuh, masih terbungkus plastik transparan. Pacar gue waktu itu sering banget beliin gue boxset (Hunger Games dan IQ84, contohnya). Ngga kebaca sama sekali, padahal itu lima tahun yang lalu! Eh malah doi yang khatam duluan. Alasannya : malas. Ada hal yang lebih menarik daripada buku. Yaitu? Banyak! Kehidupan sosial, sosial media, ngelamun, mager, TV series, film, dan tidur! Hahaha.
Katanya kalau sudah berhenti susah memulai kembali ya? Bener! Gue kangen baca. Gue kangen SUKA baca. Kadanag-kadang suka iri sama orang yang masih seneng baca. Kalau di busway nemu orang lagi baca kadang-kadang suka kepo baca apaan. Pas udah tau judulnya langsung search di Goodreads. Udah ampe itu doang, masukin wish list.
Bahkan buku-buku ringan aja gue udah ngga baca, ebook aja bahkan gue ngga kuat lo! Pernah mencanangkan 1 book a month gagal total! Cuma kuat seratus halaman lalu bosan, cari buku lain hanya kuat 50 halaman, dan akhirnya ngga jadi! Aku sedih.
Mari, kembali mencanangkan 1 book a month!!
February 3, 2016
Negativist
"I took criticism gracefully and channel it into improvements" - reading somewhere.
NIATNYA sih gitu.
NYATANYA : gue sampai sekarang masih agak gimana menerima kritik. As a self-proclaimed negativistic, I took criticism very hard. Though, I've been worse. Dulu banget, kalau ada yang kritik gue bisa marah, defensiv habis, diem, ngambek dan hal-hal jelek lainnya. Makin dewasa (yeah , right!) yah makin berkurang perilakunya. Karena yah lingkungan juga, mungkin jesadaran diri juga. Tapi tetep yang namanya karakter itu kan susah banget berubah.
Sekarang, kalau ada yang kritik, gue ngga lagi marah. Tapi merasa bersalah dan berakhir dengan putus asa. Tapi ngga berlarut-larut sih. Berikutnya gue udah biasa aja, but I'll remember. Dan kalo inget mulai lagi sindromnya mwahaha. Etapi ya kalo gue lagi kesel ngga gue tunjukin sih, ini gue pendem sendiri aja. Mungkin gara-gara itu kali ya gue begini terus.
Eh yaudah ding itu aja.
Adieu.
NIATNYA sih gitu.
NYATANYA : gue sampai sekarang masih agak gimana menerima kritik. As a self-proclaimed negativistic, I took criticism very hard. Though, I've been worse. Dulu banget, kalau ada yang kritik gue bisa marah, defensiv habis, diem, ngambek dan hal-hal jelek lainnya. Makin dewasa (yeah , right!) yah makin berkurang perilakunya. Karena yah lingkungan juga, mungkin jesadaran diri juga. Tapi tetep yang namanya karakter itu kan susah banget berubah.
Sekarang, kalau ada yang kritik, gue ngga lagi marah. Tapi merasa bersalah dan berakhir dengan putus asa. Tapi ngga berlarut-larut sih. Berikutnya gue udah biasa aja, but I'll remember. Dan kalo inget mulai lagi sindromnya mwahaha. Etapi ya kalo gue lagi kesel ngga gue tunjukin sih, ini gue pendem sendiri aja. Mungkin gara-gara itu kali ya gue begini terus.
Eh yaudah ding itu aja.
Adieu.
December 13, 2015
Go-Ros
*lagi scroll go food*
Gue : makan siang go food aja kali yah? Males masak dan malas beli keluar
Aros : gausah go food ah lama, ribet. Mending Go-Ros aja
...
December 4, 2015
PAIN PAIN PAIN
DAMN CURRENT SITUATION
Love your girl, your wife, your mother, your sisters, your aunties, strange woman in the elevator and school girls on sidewalk. JUST FRICKIN BECAUSE.
from here |
Love your girl, your wife, your mother, your sisters, your aunties, strange woman in the elevator and school girls on sidewalk. JUST FRICKIN BECAUSE.
November 27, 2015
I swear
Ketemu hari Jum'at di minggu terakhir November tahun ini. Awyiss!! Akhir-akhir ini gue merindukan weekend sari sebelumnya. Dulu sih ya biasa aja kalo ketemu weekend, tapi sekarang dinanti-nanti abis. Sabtu Minggu sebenernya ngga ada kegiatan apapunsih. Kalo ngga nonton DVD seharian, karoke, makan junk food, bikin cemilan ngga ada gizinya di rumah (baca : seblak basah) dan kegiatan yang menghamburkan uang lainnya.
Tapi gue suka sekali bermalas-malasan di kontrakan bersama suami. Pake kaos tipis, celana pendek dan ngga keramas selama weekend. Berdiam di kasur seharian karena gue ngga punya kursi ataupun sofa. Nikmat mana yang kamu dustakan hah?
Makannya, gue ngga sabar untuk ketemu weekend. Ketika masuk hari Senin, gue udah ngga sabar untuk ketemu weekend berikutnya. Dan weekdays itu gue anggap angin lalu aja, selingan sampai akhirnya ketemu weekend. Hari Senin masih malas-malas, hari Selasa dan Rabu yah hectic
hecticnya, Kamis dan Jumat ngga sabar ke weekend. Gue berusaha membunuh waktu agar cepet-cepet ketemu weekend dengan bekerja. Akibatnya, gue merasa waktu berjalan begitu cepat sekali. Beneran ngga nyadar kalo sekarang sudah mau akhir tahun, dan tahun depan gue 26 tahun *galao*.
Jadi kemarin gue lagi cari-cari report kerjaan yang dikirim seorang HoD. Pas gue tanya HoD nya, dia bilang, "lah Sar, gue udah kirim dari bulan April". Gue ngakak, gue kira dia bercanda karena gue ngerasa ngirim formnya pas bulan september gitu lah. Gue terdiam setelah dia menunjukkan email di laptopnya. Beneran, dia kirim bulan April. Damn, gue ngga nyadar waktu berjalan cepat sekali.
Atau pas gue ngga sengaja ketemu temen lama di mall, gue bilang "eh udah lama banget ngga ketemu, kayaknya terakhir ketemu bulan puasa kemarin ya?". Dia bilang "bulan puasa taun lalu, nyet". Shiyok. Iya loh beneran taun lalu banget ketemunya. Padahal gue masih inget detil pertemuan itu (halah). Yah gitu lah.
Gue jadi berpikir random : mungkinkah pada orang dewasa persepsi waktu lebih cepat.
Atau teori ekstrim : mungkin Yang Di Atas mem fast forward waktu tanpa kita sadari?
Atau yang gue dengar bisik-bisik dari kelompok sebelah : mendekati hari kiamat, waktu akan terasa begitu cepat.
Yah apapun lah ya.
Gue cuma takut, karena gue ngga mau bertambah dewasa.
Adieu.
Tapi gue suka sekali bermalas-malasan di kontrakan bersama suami. Pake kaos tipis, celana pendek dan ngga keramas selama weekend. Berdiam di kasur seharian karena gue ngga punya kursi ataupun sofa. Nikmat mana yang kamu dustakan hah?
Makannya, gue ngga sabar untuk ketemu weekend. Ketika masuk hari Senin, gue udah ngga sabar untuk ketemu weekend berikutnya. Dan weekdays itu gue anggap angin lalu aja, selingan sampai akhirnya ketemu weekend. Hari Senin masih malas-malas, hari Selasa dan Rabu yah hectic
hecticnya, Kamis dan Jumat ngga sabar ke weekend. Gue berusaha membunuh waktu agar cepet-cepet ketemu weekend dengan bekerja. Akibatnya, gue merasa waktu berjalan begitu cepat sekali. Beneran ngga nyadar kalo sekarang sudah mau akhir tahun, dan tahun depan gue 26 tahun *galao*.
Jadi kemarin gue lagi cari-cari report kerjaan yang dikirim seorang HoD. Pas gue tanya HoD nya, dia bilang, "lah Sar, gue udah kirim dari bulan April". Gue ngakak, gue kira dia bercanda karena gue ngerasa ngirim formnya pas bulan september gitu lah. Gue terdiam setelah dia menunjukkan email di laptopnya. Beneran, dia kirim bulan April. Damn, gue ngga nyadar waktu berjalan cepat sekali.
Atau pas gue ngga sengaja ketemu temen lama di mall, gue bilang "eh udah lama banget ngga ketemu, kayaknya terakhir ketemu bulan puasa kemarin ya?". Dia bilang "bulan puasa taun lalu, nyet". Shiyok. Iya loh beneran taun lalu banget ketemunya. Padahal gue masih inget detil pertemuan itu (halah). Yah gitu lah.
Gue jadi berpikir random : mungkinkah pada orang dewasa persepsi waktu lebih cepat.
Atau teori ekstrim : mungkin Yang Di Atas mem fast forward waktu tanpa kita sadari?
Atau yang gue dengar bisik-bisik dari kelompok sebelah : mendekati hari kiamat, waktu akan terasa begitu cepat.
Yah apapun lah ya.
Gue cuma takut, karena gue ngga mau bertambah dewasa.
Adieu.
November 5, 2015
After Office Hours
Sudah jam 7:47 PM di sudut anan monitor. Harusnya sih ya jam segini udah di rumah leha-leha sambil nonton TV atau sekedar ngecek instagram, at least pegangan sama handle busway deh. nyatanya? Masih di sini. Di kantor.
Kerja? Ngga sih. Pulang kerja jam 5. Satu setengah jam dihabiskan berbincang sama kolega kerja. Satu departemen tapi beda divisi. Anaknya seru, baik. Di antara 11 orang di departemen, bisa dibilang dia paling sabar, paling berbudi pekerti dan alhamdulillah paling shaliha.
Akhir-akhir ini jadi suka menghabiskan waktu malam di kantor. Tanpa ngerjain apa-apa. Walau ngerjain , paling selesai jam 7 malam. Sisanya? Ngga jelas, browsing, klik klik ngga jelas. Jujur, masa-masa ngepoin orang udah lewat, jadi lebih suka browsing online shop. Ini racun sih.
Jadi mikir. Hidup gue makin hari kayak auto. Rutin. Aktivitas sama, orang sama, percakapan sama, masalah sama. Bosan. Tapi, tanpa disadari gue jadi dewasa. Kalau melilhat ke belakang, gue orangnya sangat emosional. Gampang kepancing. Sekarang, masih suka kepancing tapi pilih-pilih lah. Dewasa juga dari segi problem solving, lebih berempati. Mudah-mudahan ini bukan self-proclaimed yah. Amen.
Dua sisi ini yang sering bikin galau. Bosan, tapi juga merasa lebih baik. I don't mind sih ya. Mungkin ini sedang masa-masanya. Kata orang sih jalanin aja, go with the flow. But mister I'm not that kind of person. I will always go with the flow, but sometimes you need to rest on some roots, thinking whether will go on or go back. But mostly sih I go with the flow. But sometimes, I jumped to different streams. Hehehe.
Adieu
Kerja? Ngga sih. Pulang kerja jam 5. Satu setengah jam dihabiskan berbincang sama kolega kerja. Satu departemen tapi beda divisi. Anaknya seru, baik. Di antara 11 orang di departemen, bisa dibilang dia paling sabar, paling berbudi pekerti dan alhamdulillah paling shaliha.
Akhir-akhir ini jadi suka menghabiskan waktu malam di kantor. Tanpa ngerjain apa-apa. Walau ngerjain , paling selesai jam 7 malam. Sisanya? Ngga jelas, browsing, klik klik ngga jelas. Jujur, masa-masa ngepoin orang udah lewat, jadi lebih suka browsing online shop. Ini racun sih.
Jadi mikir. Hidup gue makin hari kayak auto. Rutin. Aktivitas sama, orang sama, percakapan sama, masalah sama. Bosan. Tapi, tanpa disadari gue jadi dewasa. Kalau melilhat ke belakang, gue orangnya sangat emosional. Gampang kepancing. Sekarang, masih suka kepancing tapi pilih-pilih lah. Dewasa juga dari segi problem solving, lebih berempati. Mudah-mudahan ini bukan self-proclaimed yah. Amen.
Dua sisi ini yang sering bikin galau. Bosan, tapi juga merasa lebih baik. I don't mind sih ya. Mungkin ini sedang masa-masanya. Kata orang sih jalanin aja, go with the flow. But mister I'm not that kind of person. I will always go with the flow, but sometimes you need to rest on some roots, thinking whether will go on or go back. But mostly sih I go with the flow. But sometimes, I jumped to different streams. Hehehe.
Adieu
October 17, 2015
Life Updates
Hih apalah aku ini kacung kampret yang sok sibuk sampai-sampai jarang nulis di mari. Sebenernya ada sih waktu, tapi entah kenapa selalu mentok di niat. Akhir-akhir ini gue emang lagi males dalam segala hal. Malas kerja, malas olahraga, malas baca buku dan malas berusaha. Makan doang yang ngga males huhuhu. Menurut analisis karbitan gue sih (sungguh tidak valid yah, menganalisis diri sendiri. Sungguh subjektif), ini dikarenakan gue terjebak dalam comfort zone. Emang sih gue merasa hidup gue pewe banget (dengan segala kekurangannya). No wonder sih ya, mengingat Sarah ini adalah orang sangat gampang puas. Hahaha. Anyway, gue mau menulis sesuatu karena gue lagi 'feel like it' aja. Besides ada beberapa yang mau gue abadikan di tulisan, mumpung ingatan masih hangat. Biar kalau ada memori baru, hal di bawah ini ngga jadi short term memory.
1. Catching Up with Friends
Beuh kangen bangat sama mini squad gue ini!! Kita segeng berenam, cewek semua, mulai temenan dari jaman kuliah. Kami ini unik banget, karena personalitynya beda-beda (haha ya emang sih ya semua manusia itu unik, berdasarkan teori psikologi), punya masalah yang berbeda dan passionnya beda-beda. Selepas kuliah jadi jarang banget ketemu. Apalagi pas mulai sibuk kerja, dan gue mulai menikah. Tentu waktu gue dihabiskan sama suami. Pengen sih ya ketemu lebih sering, tapi sayangnya gue bukan tipe orang yang inisiatif ngajak duluan (tau kan yah tentang insecurities gue yang ngga mau ditolak). Sehingga gue anaknya jadi penja (pengen diajak) banget.
Minggu lalu kami ketemu, sayang hanya berlima, karena satu orang lagi berhalangan. Kami bertemu di restoran daerah SCBD dari jam 6 sore sampai setengah 12 malam. Mayan lama banget. Dan masih kurang. It was fun and deep. Fun, because yah seneng aja ketemu mereka setelah minggu-minggu berat di kantor dengan segala dramanya. Deep, because it was so intimate and secluded. Gue merasa kalau kami ini dekat, private dan secluded banget. Ini akan terdengar lebai tapi bener : gue melupakan semua kepenatan yang gue rasain belakangan kemarin. beneran plong lepas banget, lots of laughter and tears of ngakak (I want to say joy, but this is beyond joy). Suka ngerasa ada kupu-kupu di perut pas lagi ngomongin jaman jahiliyah waktu kuliah. Can't believe it's 7 years ago. Something's changed, some don't.
Kalo ketemu, pasti ada yang ngomong 'cerita dooooong', hahaha, walaupun lo ngga punya sesuatu yang penting untuk diceritakan, you must tell something to them, unless they won't stop asking, LOL!. Guepun ditodong hal demikian. Hidup gue flat banget, kayak jalanan tol cipali. Beda sama cerita-cerita mereka yang seru dan penuh dinamika. Gue dipaksa sampai akhirnya gue menceritakan hal yang lagi terjadi sama gue, namun buat gue ya ngga penting-penting amat.
And they responded. Very caring. At first they just listened, without saying anything. After I stopped talking, they just smiled and said something that really means to me. They supported me, they told me that I'm doing great and nothing's wrong with the way I do. Terharuuuu. Di titik itu, gue merasa, gue telah lama melupakan teman dalam hidup gue. Pasangan sih tentu punya, and he's still #1 lah ya. Tapi temen, girl friends. I need them to share something I can't share with my husband. Some girly thing ngga penting, celetukan-celetukan bodoh, ngomongin orang, ngomentarin gaya rambut cewe yang duduk di seberang meja, cekikikan kalau ada waiter cute lewat, berbagi selera humor yang kadang-kadang aneh, ngomongin hal-hal cabul, bully salah satu orang di geng yang bully-able banget, ngomongin selera musik kami yang cuma tau top 40 ini, those little thing. I missed them.
Selama ini gue merasa kalau diri gue adalah lone wolf, solitaire. Gue percaya bahwa gue akan survive tanpa teman. Maybe yes, I will survive. Will I be happy? Maybe. But I think someday it will burden you. Because you have no one to share. Not only joy, but tears also. Because when you share or tell something to your best friends, it helps. Really. No doubt.
My girls maybe won't read this. Since I'm not sure I'm telling them that I have some blog scratch note, but I want to tell them that I love you and I love you. You are matters to me *insert love emoticon*
2. Confidence
Ngomongin temen udah, ngomongin private life bosen lah ya baca tulisan insecure gue bwehehe. Anyway, di kator gue baru saja menyelasaikan mid year review (telat emang) yang mana performance kita selama 1 semester akan dinilai dan diberi feedback.
So far bos dan jr big boss gue ini orangnya baik banget sumpah ngga ketulungan. Saking baiknya, gue sampai takut salah kalau melakukan sesuatu karena ngga mau ngecewain mereka.
Dari hasil reviewnya, overall mereka bilang kalau gue 'oke lah', which is great. Mereka kasih apresiasi bagus dari hasil kerjaan gue. Dan yang perlu di develop adalah : rasa percaya diri.
Jeger. Mencelos hati gue. I toldja that confidene is not really my thing. I'm more observer type, passive type, submissive type. Gue ini anaknya nrimo, clueless dan ngga bisa connect the dot. Hal ini yang nyambung ke ketidakpercayaan diri gue. Gue emang ngga pedean orangnya, suka insecure ditengah-tengah keramaian, takut salah :(
Barusan gue di ecnourage agar lebih berani. Contohnya, gue dimina untuk lebih speak up kalau lagi diskusi sama orang departmene lain. Karena di meeting terakhir, gue katanya kelihatan clueless dan bloon banget. Katanya, walau gue ngga ngerti apa yang di meeting in, at least pasang poker face lah ya. Hahaha. Duh, sulit ya kalau udah masuk ke personality atau traits ini. Gue bisa cerita seharian nih tentang analisis karbitan gue tentang kenapa gue ngga percaya diri, but later lah ya.
Tapi yah, pasti gue akan berusaha, boss2 gue itu udah baik banget mau ngajarin gue, mungkin this is the right time to show them how Much I care about them. And I want to make them proud. Hahah lebay but true!!
I think thats all. To summarize (kek jurnal penelitian), I'm so overwhelmed with gratitude right now.
Thank you to the people who has ever contributed their time to my development. I believe I become slightly a better person.
Adieu!
October 2, 2015
Berita Pagi
Akhir-akhir ini gue jarang banget nonton berita. Hal ini mengakibatkan gue kurang update, dari segala hal. Kebetulan di kantor gue adalah orang yang up to date banget sama berita. Kalau ada kejadian di kemarin hari, besok pagi pasti langsung dibahas. Di sana, gue menjadi diri gue sendiri : the observer. Seru juga sih dengerin, semua orang punya pandangannya masing-masing. Kalo si teman A, dia liat dari sisi fakta dan realita, si B dia liat dari sisi impact nya kemana, dan si C yang selalu skeptis aja, dan si D yang selalu mengemukakan pendapat dia. Wih seru. Di sana gue ngga bisa ikutan diskusi, da aku mah ngga nonton berita.
WHY ngga nonton berita? Karena berita itu mostly negatif semua. Dan gue hanya punya kesempatan nonton berita di pagi dan malam hari (saya gak sukak baca berita di hape). Sebagai orang yang emosional (ingat! emosional itu gak selalu 'pemarah' dan 'tempramental' ngga selalu berarti 'gak sabaran'), kalau ada kejadian ga enak di pagi hari sedikit banyak akan ngaruh seharian. Kalau malem bisa mimpi buruk. Dan berita di sini kebanyakan negatif semua. Kebanyakan ya, ngga semua. Jadi, gue menghindari hal itu. Demi menjaga mood.
Udah sih itu aja. Tiba-tiba pengen nulis aja karena sekarang di depan gue temen-temen lagi bahas sebuah berita yang I have no idea what it is ituhh.LOL.
WHY ngga nonton berita? Karena berita itu mostly negatif semua. Dan gue hanya punya kesempatan nonton berita di pagi dan malam hari (saya gak sukak baca berita di hape). Sebagai orang yang emosional (ingat! emosional itu gak selalu 'pemarah' dan 'tempramental' ngga selalu berarti 'gak sabaran'), kalau ada kejadian ga enak di pagi hari sedikit banyak akan ngaruh seharian. Kalau malem bisa mimpi buruk. Dan berita di sini kebanyakan negatif semua. Kebanyakan ya, ngga semua. Jadi, gue menghindari hal itu. Demi menjaga mood.
Udah sih itu aja. Tiba-tiba pengen nulis aja karena sekarang di depan gue temen-temen lagi bahas sebuah berita yang I have no idea what it is ituhh.LOL.
September 21, 2015
Abuse the Replay Button!
Dari judulnya aja udah ketauan kalo ini tentang lagu yang gue lagi suka banget. Beneran di puter terus dan sampai saat ini gue belum bosen. Dalam 1 hari mungkin bisa 10x di puter. Yang pertama pas pagi-pagi lagi nyetrika, pas di jalan, selama di kantor entah udah berapa kali (beberapa juga gue search versi 1 jam nonstop-nya di Youtube), pas jalan ke gym abis kantor, pas di gym, dan pas pulangnya juga. Beberapa ada lagu lama, lagu baru dan lan lagu baru nemu.
1. Shine (Years & years)
Baru nemu ini 2 minggu lalu dan langsung jatuh cinta. Musiknya catchy banget, genrenya pop-electronic. Yang bikin pengen dengerin adalah suara vokalisnya, yang menurut gue (entah kenapa) calm dan relaxing. Hahaha. Pas gue dengering satu albumnya, lagunya bagus-bagus kok, jadi bukan singlenya aja. Single favorit lainnya adalah King dan Desire.
2. Let It Go (James Bay)
Bukan, bukan OST nya Frozen. Akhir-akhir ini gue lagi suka sama solo vokal cowok main gitar. Salah satunya ya James Bay ini. Lagunya slow dan galau-able, liriknya pun bagus. Walaupun lagunya enak, tapi gue belum berhasil nyanyi karoke lagu ini (baca:suara gue jelek). Pertama denger lagu ini langsung googling dan ternyata eh ternyata he is so frickin cute. langsung save-save picture dan jadiin wallpaper whatsapp. Btw doi ini suara-suaranya agak mirip James Morrison deh.
Single lain yang enak juga yaitu 'Hold Back the River'.
3. Unpack Your Heart (Phillip Phillips)
Bener banget lagi suka cowok bergitar (bukan Bang Rhoma plis). Setelah Gone Gone Gone jadi repeat list gue, ini juga!! Enak. Liriknya bagus banget. Walau gue anngkepnya ini lagu buat lover, ada yang bilang ini lagu juga bisa ditujukan buat Tuhan. Another good job, Mr Phillips.
4. Do it Again ft. Chris Brown & Tyga (Pia Mia)
Sebagai pendengar musik apapun, asal lagunya enak gue bisa suka banget. Lagunya super catchy, walaupun bagian Chris Brown nya sedikit banget. Bukan lagu bagus, tapi lagu enak!! Kalo lagu ngantuk di jam kerja denger ini mayan bikin seger sih.
5. Kesempurnaan Cinta (Rizky)
Anaknya Sule bikin single dan enak! Beneran deh buah jatuh ngga jauh dari pohonnya. Eeaaa. Gue pernah denger versi live nya di TV dan suaranya sama bersihnya.
Have you ever been in a situation when someone you really rely on gradually leaving you?
At first you have the exact same plan and vision, but the situation is changing. Then, that someone is gradually leaving you. Maybe we still have the same direction and same plan, but we're running in different path.
We're now fighting for the different war. In the end, there's only one needed. Is it me? Or you?
yagitude
galau abis emang
At first you have the exact same plan and vision, but the situation is changing. Then, that someone is gradually leaving you. Maybe we still have the same direction and same plan, but we're running in different path.
We're now fighting for the different war. In the end, there's only one needed. Is it me? Or you?
yagitude
galau abis emang
September 14, 2015
(Akhirnya) Nonton Konser (lagi)
(Sebuah tulisan anak konser karbitan)
It's been literally years since I came to the concert. Yang terakhir itu gue nonton David Guetta (bisa diitung konser kan? eh?) di Eco Park Ancol tahun 2013 (kalo gak salah. Lupa. Gosh, I feel old). Kemari-kemarinya ngga pernah nonton konser lagi. Kalo ga salah pernah juga nonton Bonita and the HusBand di TIM. Udah itu aja. Beberapa kali ada penyanyi favorit yang dateng kemari tapi ngga ada niatan beli tiketnya (baca:bokek) lol. Kalo suami sih rajin bener dateng konser atau gigs musik. Kalo dia nonton konser sih pasti nawarin gue ikut (formalitas doang nih :p), tapi guenya selalu malas. Bukan gue ngga suka musiknya, tapi ya lagi ngga niat aja. Bisa dibilang gue cukup puas menikmati musik dari media digital (eaaah!).
Pas tau Bon Jovi mau konser, sebenernya ngga ada niatan 'mau nonton banget' sih. Cuma gue sempet cari-cari info kapan, harganya berapa, dimana, promotornya siapa. That's it. Tentang Bon Jovi sendiri, gue bukan die hard fans. Sama sekali. Tapi emang lagunya emang familiar dan emang suka sama band nya. Pertama denger Bon Jovi sendiri kayaknya waktu tahun 2000 awal, dimana MTV lagi jaya-jayanya dan gue lagi suka banget sama lagu-lagu barat. Pertama denger 'It's My Life' dan itu enak banget, langsung cari kasetnya di Aquarius yang waktu itu hits banget. Kalo suami sih jelas, walaupun bukan fans berat, he grew up listening their songs. Anak 80an banget gitu.
Long short story, akhirnya gue beli juga tuh tiketnya. Tribun. Ngga haci? Hahaha ember. Temen-temen gue yang nonton pada beli festival. Ada alasannya. Yaitu : (jelas) murah. Lol. Diejekin temen sebagai anak konser karbitan (bodo ah). Wong punya wangnya hanya segitu koook. Yang kedua : pengen duduk. Beneran deh, gue udah gak kuat berdiri lama-lama. Selain itu alasan gue diperkuat suami yang bilang 'udah tribun aja, waktu nonton Metallica kemarin aku juga pegel'. Hohoh. Dasar si Om.
Di hari H ngga bisa pulang cepet karena ada meeting dan juga suami ada kuliah siang. Berangkat dari Plaza Semanggi jam 17.30 sampe FX 18.30. Edyan macyet!! Dan belum antri masuknya ada 1 jam sendiri. Alhasil baru jam 8 malem bisa duduk. Dan cedih karena opening act nya kelewat : Judika dan Sam Tsui. Kalo Judika sih pasti demen karena lagunya adalah lagu wajib pas karokean. Kalo Sam Tsui, gue subscribe di Youtube. Suka sih, dia suka collab gitu sama Kurt Hugo Schneider (sama artis yutub juga).
Jeng-jeng. Dimulai konsernya.... Gue agak worry karena setlistnya ngga bocor hahaha. Overall sih mereka bawain lagu-lagu hits nya, tapi kok ngga ada 'Always' siiiih? (pertanyaan puluhan ribu penonton konser kemarin). Kok ngga ada 'Blaze of Glory' siih? (pertanyaan suami karena hampir tiap karokean dia nyanyi lagu itu tapi terhibur karena Dead or Alive dinyanyiin). Kok ngga ada 'Thank you for loving me' siih? (kata gue yang pengen reminiscing jaman-jaman puber) hohoh. Eh tapi ya Jon itu masih firm banget (HAHA) di usianya dia yang udah kepala 5. Masih seksi dan ganteng dan keker banget (suntik gak sih?!?). Walaupun ya entah kenapa dia kurang enerjik, kayak holding back gitu. Capek gitu yah? EH yah terus gitarisnya juga OKEH sih. Phil X kalo ga salah namanya. Masih muda dan entah kenapa mirip Richie Sambora. Mungkin mereka cari yang mirip-mirip? Ternyata kekhawatiran ngga rame kalo ngga ada Richie tidak terbukti!! Tetep pecyah!
Untuk soundnya hmmm gimana yah. Awal-awal sempet wondering 'ini suaranya emang begini apa gara-gara gue duduk di tribun yah'. Suaranya kayak ilang timbul gitu. Tapi yaudah lah ya. Pas konser baru mulai 30 menit terlihat kru konser dateng dan berdiri di sebelah gue, bersama kru nya Bon Jovi (kayaknya) yang mereka protes tentang suaranya yang kurang jelas (kayaknya sih, soalnya ga denger pasti haha). Terus mereka otak-atik pake (sejenis) tab gitu. Dan 10 menit kemudian udah lumayan enak semuanya. Kalo suami sih dia banyak sing along nya, kalo gue cuma pas reff dan kebanyakan tepok tangan aja. Hahaha. Encorenya 3 lagu dan ditutup sama 'Living on a Prayer', itu pecyah banget sih, yang di tribun berdiri semua. Eh tapi kok agak antiklimaks ya. Udah panas-panas langsung udahan. Kayak gimana gitu, agak ganjel. Tapi ya keseluruhan gue puas sih. Btw katanya terakhir Bon Jovi ke Jakarta tuh 20 tahun yang lalu yaaa? Luar biasaaaaa.
Berikut set listnya (dapet dari twitter, maaf ngga di credit, yang jelas bukan dari gue).
Gak jelas banget fotonya, Sar? LOL.
Adieu.
August 31, 2015
Coincidence
Jadi, Jumat lalu gue baru mengalami kejadian yang bisa disebut kebetulan. Lol, long short story, waktu itu gue lagi scroll explore di Instagram. Karena gue banyak follow account makanan, di explore gue ada sebuah account makanan yang username nya menarik. Yaudah gue tap aja buat liat profilenya, fyi itu accountnya jualan dessert. Scroll scroll scroll, nemu satu foto orang yang kayaknya familiar. Iseng-iseng tap. Jeng jeng. Hahahha. Orang itu adalah crush gue waktu SMA kelas 2. LOL. Langusng sakit perut ada kupu-kupu karena langsung banjir flashbacks. Gue tap username dia buat liat profilenya eh ngga ada fotonya, cuma username aja. *sedih karena pengen stalking*.
Selama sisa waktu bekerja gue kepikiran gitu. Dia apa kabar? Kerja di mana? Lol lol terus ngerasa malu aja waktu jaman abege dulu gue se crushhhh itu sama dia hahaha sampe bikin nama samaran kalo ngomongin doi sama temen-temen geng. Anjir gue labil banget. Tapi yaudah lah ya gue secepat itu terdistrak dan kembali bekerja.
Sorenya, gue diajak suami nonton di FX Sudirman. Filmnya Shingeki No Kyojin. Waow, yah mayan filmnya walau jauh banget dari manga nya. Anyway abis nonton kita ngopi-ngopi di starbucks. Starbucks waktu itu penuh banget, tapi akhirnya gue dapet tempat duduk. Di serong kanan gue ada pasangan yang lagi ngopi juga, entah kenapa gue merhatiin mereka aja. Terus akhirnya mereka pergi, kursinya kosong. Gue langsung pengen pindah ke tempat yang kosong itu karena sofa, kayaknya enak aja duduk empuk-empuk gitu. Eh udah keduluan sama orang lain. Bangcyat. Yaudah biariiiin.
Sepuluh menit kedepannya gue dan suami sibuk dengan hape masing-masing (judge me but yeah this is how we do when we're on a date and there's no problem with it, LOL). Detik berikutnya gue nengok ke kursi sofa yang didudukin cowok tersebut. And there he fucking is. Orang yang sepuluh jam sebelumnya gue liat di instagram, yang bikin hp gue jatoh saking kagetnya, yang bikin gue sakit perut flashback, orang yang terakhir gue liat 8 tahun lalu. Kenapa dia di sana? Kenapaaaa?!?!?
Gue kaku. Ngga nyapa, ngga bilang ke suami gue juga. Alasan gue ngga nyapa : malu, kaget, dan alasan pengecut seperti 'duh malu ah nanti kalo dia ngga inget gue'. Jadi selama setengah jam di depan dia, gue diem, ngobrol sama suami dan main hape. Acted as nothing happened. Ada satu waktu dimana KAYAKNYA dia notice sama gue. Tapi gue pura-pura ngga liat. HAHAHA.
Yah gitu akhirnya gue cabut aja dari sana. Pas udah keluar starbucks langsung curhat ke suami, reaksinya dia "lah kamu bukannya nyapa. Temen lama ngga ketemu mah harusnya nyapa. Gimana sih?!" Huweeee langsung menyesal. iya juga kenapa ngga nyapa? Padahal nyapa aja. Toh pasti dia inget gue, pernah satu kelas, sering ngobrol juga beberapa kali. Sama-sama orang Bandung ketemu di Jakarta pasti seneng dong yah? AH yah sudahlah. Satu lagi kebodohan gue.
Dear Oknum R, nanti kalau kita ketemu lagi, pasti gue sapa!! Hahaha.
Actually there's so much to tell about this person. This is the first person I know considered as quirky. One of a kind, so he was so interesting. Yah tapi apalah kekuatan judgement dari seorang remaja 16 tahun? LOL
Adieu.
*cc post ini ke suami untuk menghilangkan fitnah :D
Selama sisa waktu bekerja gue kepikiran gitu. Dia apa kabar? Kerja di mana? Lol lol terus ngerasa malu aja waktu jaman abege dulu gue se crushhhh itu sama dia hahaha sampe bikin nama samaran kalo ngomongin doi sama temen-temen geng. Anjir gue labil banget. Tapi yaudah lah ya gue secepat itu terdistrak dan kembali bekerja.
Sorenya, gue diajak suami nonton di FX Sudirman. Filmnya Shingeki No Kyojin. Waow, yah mayan filmnya walau jauh banget dari manga nya. Anyway abis nonton kita ngopi-ngopi di starbucks. Starbucks waktu itu penuh banget, tapi akhirnya gue dapet tempat duduk. Di serong kanan gue ada pasangan yang lagi ngopi juga, entah kenapa gue merhatiin mereka aja. Terus akhirnya mereka pergi, kursinya kosong. Gue langsung pengen pindah ke tempat yang kosong itu karena sofa, kayaknya enak aja duduk empuk-empuk gitu. Eh udah keduluan sama orang lain. Bangcyat. Yaudah biariiiin.
Sepuluh menit kedepannya gue dan suami sibuk dengan hape masing-masing (judge me but yeah this is how we do when we're on a date and there's no problem with it, LOL). Detik berikutnya gue nengok ke kursi sofa yang didudukin cowok tersebut. And there he fucking is. Orang yang sepuluh jam sebelumnya gue liat di instagram, yang bikin hp gue jatoh saking kagetnya, yang bikin gue sakit perut flashback, orang yang terakhir gue liat 8 tahun lalu. Kenapa dia di sana? Kenapaaaa?!?!?
Gue kaku. Ngga nyapa, ngga bilang ke suami gue juga. Alasan gue ngga nyapa : malu, kaget, dan alasan pengecut seperti 'duh malu ah nanti kalo dia ngga inget gue'. Jadi selama setengah jam di depan dia, gue diem, ngobrol sama suami dan main hape. Acted as nothing happened. Ada satu waktu dimana KAYAKNYA dia notice sama gue. Tapi gue pura-pura ngga liat. HAHAHA.
Yah gitu akhirnya gue cabut aja dari sana. Pas udah keluar starbucks langsung curhat ke suami, reaksinya dia "lah kamu bukannya nyapa. Temen lama ngga ketemu mah harusnya nyapa. Gimana sih?!" Huweeee langsung menyesal. iya juga kenapa ngga nyapa? Padahal nyapa aja. Toh pasti dia inget gue, pernah satu kelas, sering ngobrol juga beberapa kali. Sama-sama orang Bandung ketemu di Jakarta pasti seneng dong yah? AH yah sudahlah. Satu lagi kebodohan gue.
Dear Oknum R, nanti kalau kita ketemu lagi, pasti gue sapa!! Hahaha.
Actually there's so much to tell about this person. This is the first person I know considered as quirky. One of a kind, so he was so interesting. Yah tapi apalah kekuatan judgement dari seorang remaja 16 tahun? LOL
Adieu.
*cc post ini ke suami untuk menghilangkan fitnah :D
July 1, 2015
Dream Journal (Scary One)
Berawal dari gue yang ngga bisa tidur entah kenapa. Mungkin efek es kopi yang gue minum jam 8 malam, tapi masa iya sampe jam 2 gue melek? (ya mungkin sih -_-). Anyway, dari jam 10 gue udah coba tidur, sebenernya badan ini tuh ngantuk dan lelah banget, tapi susah dibuat tidur. Matiin TV, matiin lampu, jauhin HP (nah ini agak susah). Entah mengapa, pas mau masuk ke alam tidur, tiba-tiba gue terjaga. Rasanya pusing-pusing lemes gitu.
Tau kan kalo pas tidur kita mengalami dua hal : paralysis dan kataplesi. Tadi malam gue mengalami sleep paralysis, atau kata orang sih ketindihan. Kronologisnya : gue memutuskan mencoba tidur jam setengah 3 (sudah makan sahur jam 2). Pas detik-detik dimana gue udah menuju tidur, gue mendengar detak jantung gue sendiri: deg. deg. deg.
Beberapa detik kemudian, detak jantung gue makin cepat (ini udah mimpi kayaknya). Denyutnya sampai 2000 per menit (entah kenapa gue bisa tau). Gue engap-engapan ceritanya, disini gue sadar, gue mau ngegerakin badan ngga bisa. Panik warbiyasa. Jantung gue masih cepet banget berdetaknya, ada satu titik gue mikir "ini gue mati sih", terus gue belum pamitan sama suami, yang kebetulan lagi dinas.
Akhirnya jantung gue makin cepet lalu berhenti. Dan gue menemukan diri gue dalam sebuah ruangan terak bernuansa glamor warna ungu, putih dan merah. Disana ada segerombolan cewek-cewek pakai high heels yang gue ngga tau siapa. Di mimpi itu gue tergeletak di sofa , dengan keadaan sadar namun ngga bisa bergerak. Cewek-cewek itu cekikikan. Dan salah satu mulai teriak dengan melengking.
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA", andai gue bisa merekam. Serem banget. Dia teriak-teriak terus tepat di telinga gue. Ada makian yang gue ngga inget apa. Gue ngga bisa gerak. Gue dikerubungi sambil diteriakin. Masih "AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA". Sampai ada 1 orang yang mendekat dan dia teriak dengan suara paling melengking. Sejuta desibel kayaknya. Gue udah mohon-mohon ampun dan yakin gue akan budek dan ngga akan bisa ikut meeting di kantor paginya.
Akhirnya berhenti.
Gue jatuh tergeletak di ruangan glamor itu. Cewek-cewek itu pergi meninggalkan gue. Karena posisinya gue tergeletak di lantai, gue cuma bisa liat stilleto mereka yang kayaknya 15 senti. mereka pergi ke luar ruangan itu sambil ketawa-ketawa, intinya mereka cuma bercana neriakin gue, ada yang minta maaf, ada yang memotivasi gue biar lebih semangat (wtf). Dan dengan berlalunya mereka, akhirnya di mimpi itu gue bisa gerak.
Tebak apa yang gue lakukan pertama kali? Gue mengacungkan jari tengah.
***
Terus gue bangun, panik, keringetan. Dan nelepon laki gue lalu menangis sesengukan, sebelumnya ga pernah kayak gitu. Akhirnya gue tidur setelah ditemani telepon sama suami gue.
Kalau bisa, gue ngga mau mimpi begitu lagi :(
June 22, 2015
Welcoming Quarter Life Crisis
Klise memang, tapi beneran ngga kerasa tau-tau udah 25 tahun ajah. Ungkapan, 'ih ngga kerasa yah' atau 'time flies' tiba-tiba jadi masuk akal. Dua puluh lima tahun. Kata temen-temen sih suka dilekedik, "hayo loh masuk fase quarter life crisis". Apakah itu? Definisi pastinya gak tauk yah, yang jelas ini adalah sempalan dari mid-life crisis yang emang beneran ada teorinya hohoh. Ini quarter life. Katanya sih dalam fase ini lo memasuki tahap dewasa (dalam beberapa teori term 'Dewasa' dimulai umur 30-40), nah di umur 25 ini lo ada di masa transisi. Efeknya yaitu lo akan merasa ragu dengan segala keputusan yang lo buat, pencapaian target yang lo raih dan lo akan takut menghadapi masa depan. Hahaha. Gitu sih.
Gue sih ngga mau takut dengan quarter life crisis, kenapa? Karena simply kita pasti akan merasakan crisis itu sendiri di waktu tertentu, ngga perlu nunggu 25 tahun dulu. Hahaha. Tapi gue setuju dengan yang bilang kalau ini adalah masa transisi, dan lo pasti akan mereview diri lo sendiri. Tergantung sih gimana orang menyikapinya, ada yang take it seriously... gue sih ya sebatas 'ngeh' aja gitu yah.
Walau keinginan gue belum terpenuhi sebelumnya, tapi banyak juga yang perlu disyukuri. Banyak banget. Dan ngga semuanya yang disyukuri itu berupa pencapaian dan pemenuhan target loh. Simply dengan melihat ke sekeliling, kadang gue merasa lebih sering bersyukur (walau banyak lupanya). Dan lagi-lagi gue bersyukur, target gue ada yang kecapai di seperempat abad ini, hehehehe. Untuk target yang belum tercapai, di umur 25 tahun ini... KATANYA lo akan bargaining dengan target-target lo. Contohnya : [harapan] Gue punya target di umur 25 uang untuk DP rumah sudah kekumpul [kenyataan] belum kekumpul sama sekali, bahkan nyaris nihil karena masih ngumpulin buat bayar kontrakan tahun depan.
Nah. Di sini gue mulai menawar : mungkin target gue ketinggian kali yah? Gimana kalo tahun ini gue bikin tabungan rencana buat nabung si DP rumah ini. Sementara bisa cari kontrakan yang lebih murah dulu.
Yah semacam itulah. Gue mereview target (yang sebenernya muluk-muluk banget HAHAHA, kacrut lah). Untuk yang lainnya; Karir : jalanin aja dulu, masih perlu banyak belajar. Kesehatan : Atuhlah kapan dietnya...?. Keluarga : mulai berencana punya anak (?). Yah begitulah ya. Secara keseluruhan sih gue pengen jadi orang yang well organized tahun ini, karena gue sadar, banyak banget ruginya kalau berantakan.
Gue pengen tau deh, di usia ini apakah gue tambah dewasa dan lebih baik? Soalnya gue merasa gitu-gitu aja, masih bodoh-bodoh. Well, let's see lah ya.
Adieu.
June 2, 2015
Three Days of Laybacks
Ketika memutuskan tujuan liburan, kadang gue dihadapkan ke beberapa pilihan : kota, pantai, gunung atau desa (baca : suasana pedesaan). Gunung sih jelas coret yah. Never been hiking in my life. Pernah sekali waktu ospek kuliah, tapi itu hiking bukit gitu sih. Doesn't count. Pedesaan? Akan jadi pilihan terakhir.
Kota dan pantai. Lebih baik lagi kalau dua-duanya. Contoh? Bali dan Phuket. They have beaches, they have crowds. Best vacation everrrr both of em!!
Eh waktu itu diajakin ke Derawan sama sekumpulan teman-teman. Stalking di instagram dan google. Cakep banget. Tapi ya, letaknya di remote area, ngga ada kota, ngga ada crowd dan ngga ada kafe cozy dimana bisa ngemil, ngopi dan ngerokok. Sempet bimbang sih, selain itu perjalanan ke sana memakan waktu hampir seharian dari Jakarta. Sempet bimbang beberapa bulan sampai akhirnya memutuskan gue ikut, bersama teman-teman dekat yang lain.
Perjalanannya sendiri drama abis. Pesawat lancar, butuh dua kali naik dari Jakarta. Jakarta-Balikpapan, Balikpapan - Berau. Dari Berau perlu 2 jam jalan darat. Normalnya, perjalanan ini dilakukan siang hari, karena medannya terjal dan berliku-liku. Tapi karena satu hal, dilakukan malam hari, ngeri jo!! Tapi supirnya udah handal banget. Dilanjutkan naik boat selama 1 jam. MALAM HARI. Mungkin buat nyeritain perasaan gue gimana pas naik boat jam 12 malam ini butuh 1 post khusus.
Tiga hari dua malam. Splendid view. Mungkin pemandangan yang gue lihat bukan 'best view' nya (karena masih musim hujan sehingga pantainya pada surut), tapi tetep aja.... Ini bagus banget.
Ini foto adalah hasil jepretan suami gue. Agak blurry karena resize nya kekecilan hehehe.
Kota dan pantai. Lebih baik lagi kalau dua-duanya. Contoh? Bali dan Phuket. They have beaches, they have crowds. Best vacation everrrr both of em!!
Eh waktu itu diajakin ke Derawan sama sekumpulan teman-teman. Stalking di instagram dan google. Cakep banget. Tapi ya, letaknya di remote area, ngga ada kota, ngga ada crowd dan ngga ada kafe cozy dimana bisa ngemil, ngopi dan ngerokok. Sempet bimbang sih, selain itu perjalanan ke sana memakan waktu hampir seharian dari Jakarta. Sempet bimbang beberapa bulan sampai akhirnya memutuskan gue ikut, bersama teman-teman dekat yang lain.
Perjalanannya sendiri drama abis. Pesawat lancar, butuh dua kali naik dari Jakarta. Jakarta-Balikpapan, Balikpapan - Berau. Dari Berau perlu 2 jam jalan darat. Normalnya, perjalanan ini dilakukan siang hari, karena medannya terjal dan berliku-liku. Tapi karena satu hal, dilakukan malam hari, ngeri jo!! Tapi supirnya udah handal banget. Dilanjutkan naik boat selama 1 jam. MALAM HARI. Mungkin buat nyeritain perasaan gue gimana pas naik boat jam 12 malam ini butuh 1 post khusus.
Tiga hari dua malam. Splendid view. Mungkin pemandangan yang gue lihat bukan 'best view' nya (karena masih musim hujan sehingga pantainya pada surut), tapi tetep aja.... Ini bagus banget.
Ini foto adalah hasil jepretan suami gue. Agak blurry karena resize nya kekecilan hehehe.
May 25, 2015
Gewd News
1. Appraisal di Kantor
Appraisal tahunan di kantor baru aja keluar. Aga deg-degan juga sih sebenernya. Dibanding 2013, gue merasa kurang total di tahun 2014 kemarin. Waktu 2013 gue kerja menggebu-gebu banget. Selain projectnya banyak, tahun tersebut adalah pertama kalinya gue kerja full time. Selama ini kan gue banyak frilens. Di tahun 2013 gue dapet rate yang lumayan.
Di 2014 gue banyak demotnya, banyak whining. Bisa dilihat di post-post gue yang banyak galaunya LOL. Tapi bukan berarti gue fail loh. Ada beberapa yang gue yakin berhasil. Tapi yang namanya hidup yah, ngga selalu di atas kayak roda *tzah*.
Mangkannya pas appraisal gue agak skeptis. Gue percaya bos gue ngga akan tega sih ngasih nilai jelek, tapi pasti ngga akan se-oke tahun 2013. I lowered my expectation gitulah. Pas keluar, eh syukurlah dapet rate yang sama kayak 2013. Hehehe. yang mana berpengaruh ke kenaikan gaji.
Puji syukur!!
2. Beasiswa
Bukan gue yang dapet. Tapi suami gue hauahaha. Sebenernya dia iseng aja coba-coba apply beasiswa S2 dari kantornya. Ikutan tes dan wawancara. Dan syukurlah nama dia termasuk 1 dari 25 orang yang dapet beasiswanya. Sebenernya gue LAGI-LAGI agak gak pede dia akan masuk. *meragukan kemampuan suami sendiri HAHAHA*. Agak siyok juga dia masuk sih.
Tapi yah tapi, ada konsekuensinya. Karena dapat beasiswa, dia harus ijin ke kantornya. Jadi beasiswanya ini khusus kelas reguler, bukan kelas karyawan, dan dia harus ambil cuti ijin belajar. Gaji tetep full paid, tapi akan kehilangan travel allowance (karena selama ini dia sering traveling). But no worries, beasiswanya baik banget mau ngasih living cost. Btw beasiswanya masih di Indonesia kok,satu almamater sama S1 gue kemarin dulu hahaha. Duh bangga banget punya suami *yang ternyata* pintar ini.
Plis berdoa semoga suamiku diberikan kelancaran dan ngga males-males kayak S1 nya (dia sarjana 7 taun aja gituh) dan S1 gue (4,5 taun, lewat 1 semester dari idealnya).
Tapi suamiku norak deh, dikit-dikit dia ngomong, "duh, aku mahasiswa lagi" dan "nanti ditanya dosen gimana?", atau, "eh kayaknya aku harus beli baju yang sesuai dengan mahasiswa deh". HAHAHA. Norak abis.
Truly, gue kaget dengan kejadian-kejadian luar biasa ini. Gue sama suami entah kenapa sering dapet kabar baik barengan sama suami. Tahun 2013, dimana gue lulus kuliah, dia juga diangkat jadi PNS (sebelumnya CPNS). Tahun 2014, gue diangkat jadi pegawai permanen (sebelumnya kontrak), dia diangkat jadi auditor. Dan tahun ini. Yah walaupun begitu, hidup kami ngga seneng-seneng aja. Pasti ada terpuruk-puruknya lah *kalo diinget-inget sedih sih*. Tapi hal-hal begini yang bikin gue semangat dan makin yakin dengan pepatah "SEMUA AKAN INDAH PADA WAKTUNYA". Bener deh.
Adieu.
May 18, 2015
May Me Time
Me Time. Literally me time. My life has always been a me time (read: lonely). But this is a normal me time. My time, all by myself.
Waktu itu hari Sabtu, tanggal 16 Mei 2015. Setelah gue menjadi potato couch di minggu lalu, gue berniat ngga mau mengulang hal yang sama. Niat gue mulia : bangun pagi, jogging, pulangnya beli sayur. Namun niat hanya tinggal kenangan. Gue bangun jam 10 pagi. Mana mau jogging, udah panas dan banyak kendaraan (excuse, Sar?). Yaudah gue nontonTV aja, sampe jam 12. Karena bosen, gue memutuskan untuk ke Blok M Plaza. Karena deket, tinggal naik metromini 610 (Pondok Labu -Blok M) sekali.
Gue udah memutuskan akan ngapain aja di sana :
1. Beli Buku
A must visit kalo ke Mall : Toko Buku. Beli ngga beli harus mampir. Tapi yah seringnya beli siih, minimal 1 komik aja. Ke sini gue juga beli komik 2 biji. Dan pengen beli novel. Apa yah tapi? Belakangan ini gue bacaannya fantasi mulu : Hunger Games, Divergent, Maze Runner sama A Name of Fire (lupa judul persisnya). pengen novel fiksi yang enteng-enteng, tapi ngga mau metropop (walaupun gue juga demen). Eh nemu cover yg eye catching : warnanya biru dan ada embel-embel 'Atlantis'. Gue ambil, baca sinopsisnya. Kurang lebih tentang teori konspirasi bersetting di Jakarta. Gue baru baca seperlimanya, jadi ngga bisa menarik kesimpulan. Tapi sejauh yg gue baca, buku ini one-stop entertainment. Teori konspirasi, Nazi, Atlantis, Action, CIA, rekayasa genetis, artificial intelligence. Hahah gue demen sih buku begini, terakhir baja model begini yaitu buku Rahasia Meede & Dong Mu, keduaya ditulis penulis Indonesia. Bagus!!
2. Nonton
3. Chatime
Large QQ Milk Tea, less sugar and ice, 25K, 700 calories. As simple as that.
4. XXL Chicken Shihlin
Intinya sih fillet ayam digoreng tepung dikasih micin Taiwan yang enak banget. Hap Hap.
That's my May me time. Hopefully there won't be June me time, because I prefer not to do it alone (kesian).
Adieu.
Waktu itu hari Sabtu, tanggal 16 Mei 2015. Setelah gue menjadi potato couch di minggu lalu, gue berniat ngga mau mengulang hal yang sama. Niat gue mulia : bangun pagi, jogging, pulangnya beli sayur. Namun niat hanya tinggal kenangan. Gue bangun jam 10 pagi. Mana mau jogging, udah panas dan banyak kendaraan (excuse, Sar?). Yaudah gue nontonTV aja, sampe jam 12. Karena bosen, gue memutuskan untuk ke Blok M Plaza. Karena deket, tinggal naik metromini 610 (Pondok Labu -Blok M) sekali.
Gue udah memutuskan akan ngapain aja di sana :
1. Beli Buku
A must visit kalo ke Mall : Toko Buku. Beli ngga beli harus mampir. Tapi yah seringnya beli siih, minimal 1 komik aja. Ke sini gue juga beli komik 2 biji. Dan pengen beli novel. Apa yah tapi? Belakangan ini gue bacaannya fantasi mulu : Hunger Games, Divergent, Maze Runner sama A Name of Fire (lupa judul persisnya). pengen novel fiksi yang enteng-enteng, tapi ngga mau metropop (walaupun gue juga demen). Eh nemu cover yg eye catching : warnanya biru dan ada embel-embel 'Atlantis'. Gue ambil, baca sinopsisnya. Kurang lebih tentang teori konspirasi bersetting di Jakarta. Gue baru baca seperlimanya, jadi ngga bisa menarik kesimpulan. Tapi sejauh yg gue baca, buku ini one-stop entertainment. Teori konspirasi, Nazi, Atlantis, Action, CIA, rekayasa genetis, artificial intelligence. Hahah gue demen sih buku begini, terakhir baja model begini yaitu buku Rahasia Meede & Dong Mu, keduaya ditulis penulis Indonesia. Bagus!!
2. Nonton
Nonton sendirian ajah. Malem minggu semuanya gandengan kecuali gue sendirian di pojok. Huhuh. Udah lama ngga nonton sendirian sejak punya uami. Tapi yah sama aja sih dengan atau tanpa pasangan (bukan tipe gelendotan gimana gitu).
Filmnya Mad Max. Gue nonton yang versi Mel Gibson cuma setengah-setengah karena sepanjang film gue wondering (ini gimana sih ceritanya?). LOL. Settingnya post-apocalypse. Jadi warnanya merah-merah gitu, gersang. Tapi yang ini ceritanya enteng, tepatnya ngga ada ceritanya. Tapi full action. Dan si Max nya ini dialognya irit banget, banyakan menyeringai dan menggeram.
Tapi gue betah karena : Tom Hardy, Nicholas Hoult dan Charlize Theron. Come on!! This movie can't be more sexier.
3. Chatime
Large QQ Milk Tea, less sugar and ice, 25K, 700 calories. As simple as that.
4. XXL Chicken Shihlin
Intinya sih fillet ayam digoreng tepung dikasih micin Taiwan yang enak banget. Hap Hap.
That's my May me time. Hopefully there won't be June me time, because I prefer not to do it alone (kesian).
Adieu.
Subscribe to:
Posts (Atom)